Kamis, 18 Juli 2013

Biografi Mbah Surip

Mbah Surip dilahirkan pada tanggal 5 Mei 1949 di Mojokerto Jawa Timur. Dilahirkan dengan nama Urip Ariyanto. Saat ini Mbah Surip berstatus duda dengan empat anak dan sekaligus juga sebagai kakek dengan empat cucu. Menurut pengakuannya Mbah Surip termasuk orang yang senang sekolah, Mbah Surip memiliki ijazah SMP, ST, SMEA, STM, Drs. sama insinyur dan MBA. Selain sebagai penyanyi, Mbah SUrip pernah merasakan pengalaman bekerja di bidang pengeboran minyak, tambang berlian, emas, dan lain-lain bahkan pernah bekerja di luar negeri seperti Kanada, Texas, Yordania dan California

Kamis, 04 Juli 2013

Musim Liburan, Permainan Tradisional Makin Ditinggalkan

29 Juni 2013 | 13:18 wib
Musim Liburan, Permainan Tradisional Makin Ditinggalkan
 0
 
 0
image
BERMAIN: Dua bocah warga Desa Jati Wetan, Kecamatan Jati, Kudus, asyik bermain disekitar lahan pertanian desa. (suaramerdeka.com/Ruli Aditio)
KUDUS, suaramerdeka.com - Liburan sekolah sudah tiba, seiring itu berbagai agenda liburan pun telah tiba.
Ada yang memilih bepergian ke luar kota bagi mereka yang masuk golongan ekonomi berada, namun ada yang juag justru hanya di rumah saja dan bermain seadanya. Sebagaian lebih memilih bermain game online yang kini tren.
Memang sebenarnya hal itu tidak ada yang salah, namun jika dilihat dari itu semua salah satunya tidak ada yang memainkan permainan tradisional.
Pemerhati soal pendidikan sekaligus budayawan Kudus, Mukti Sutarman dalam sebuah diskusi pendidikan di Kudus memaparkan, sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan permainan tradisional itu menghilang.
"Salah satunya adalah alih fungsi lahan yang membuat ruang gerak anak - anak saat liburan menjadi sempit, akhirnya mereka memilih untuk bermain permainan yang sebenarnya kurang memberikan pendidikan yang bagus," katanya.
Misalnya saja banyak permainan game online yang notabene mudah diakses melalui internet.
"Didalamnya memang terdapat banyak konten yang mengandung unsur kekerasan, dan hal itu tak layak dikonsumsi anak - anak. Apalagi mereka mudah meniru apa yang mereka lihat," terangnya.
Menurutnya mengenal teknologi memang sah - sah saja namun hal itu harus tetap dalam pengawasan orang tua. "Sehingga konten game yang dimainkan bisa terpantau, sekaligus orang tua menjadi filter di lingkungan keluarga," jelasnya.

Membosankan

Faktor lain yang menyebabkan permiana tardisional ditinggalkan adalah adanya kebosanan, karena memang tidak ada yang menggunakan teknologi dan monoton. "Disini memang dibutuhkan kreativitas, sehingga permainan tersebut bisa menjadi menarik kembali," katanya.
Sejumlah permainan tradisional yang mulai ditinggalkan tersebut antara lain adalah petak umpet, bentik, serta gobak sodor dan masih banyak lagi.
"Untuk memunculkan lagi permainan tradisional tersebut memang memerlukan bimbingan, utamanya dengan memberdayakan organisasi pemuda yang peduli dengan budaya lokal. Misalnya saja karang taruna di masing - masing desa, sehingga permainan tersebut tidak punah ataupun diklaim milik bangsa lain," tandasnya.

Karang Taruna Merupakan Pilar Pemersatu Bangsa

Selasa, 25 Juni 2013 | 18:05

Karang Taruna Merupakan Pilar Pemersatu Bangsa

Inggrid Kansil dan Syarief Hasan.
Inggrid Kansil dan Syarief Hasan. (sumber: Antara)
Jakarta - Anggota Komisi VIII DPR Inggrid Kansil mengemukakan karang taruna sebagai pilar pemersatu bangsa. Pasalnya, karang taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda non partisan.
Organisasi ini tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat, khususnya bagi generasi muda di desa atau kelurahan atau komunitas sosial sederajat.
"Karang Taruna adalah bagian khusus dalam perjalanan generasi muda di Indonesia. Karang Taruna merupakan salah pilar penentu kokoh-tidaknya sebuah bangsa. Dia merupakan motor penggerak perubahan dan memastikan proses perubahan sesuai dengan tuntutan jaman dalam konteks pembaharuan dan pembangunan bangsa,” kata Inggrid di Jakarta, Selasa (25/6).
Ia menjelaskan keunikan karang taruna adalah memilih untuk tetap mempertahankan kearifan lokal dan memberdayakan kemampuan diri bagi kesejahteraan warganya dan masyarakat sekitar.
Pemilihan lokus pada wilayah tempat tinggal dan pada tataran desa dan kelurahan menjadi kekuatan sendiri yang akan memberikan efek langsung dari kegiatan yang dilaksanakan, baik dalam bentuk usaha ekonomi produktif, usaha kesejahteraan sosial maupun kegiatan olah raga, rekreasi dan edukasi.
"Karang taruna menjadi spesial karena melepaskan semua atribut yang bersifat kepentingan golongan, seperti politik, agama, suku dan ras serta menyatukan perbedaaan itu menjadi harmoni kekuatan bagi kepentingan masyarakat. Karang taruna memilih untuk bermain di wilayah kesejahteraan sosial yang sebenarnya langsung dirasakan efeknya apabila berhasil," kata istri dari Menteri Koperasi dan UKM Syarief Hassan.
Menurutnya, karang taruna tidak bisa dibiarkan berjalan sendiri dalam menjalankan tugas dan kelembagaannya. Perlu ada stimulasi dari berbagai pihak, terutama pemerintah agar arah geraknya dapat berjalan dengan baik dan berakselarasi tinggi.
"Undang-Undang Nomor 40 tahun 2009 tentang Kepemudaan secara tegas menyatakan bahwa Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat bersinergi dalam pelayanan dan pemberdayaan generasi muda," tutur mantan artis ini.
"Pemberdayaan karang taruna harus diarahkan untuk menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi dan semangat profesionalitas serta meningkatkan partisipasi dan peran generasi muda dalam membangun dirinya, masyarakat, bangsa dan negara," pungkasnya.
Penulis: R-14/FER
Sumber:Suara Pembaruan

ORGANISASI KARANG TARUNA

Karang Taruna adalah organisasi kepemudaan di Indonesia. Karang Taruna merupakan wadah pengembangan generasi muda nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak dibidang kesejahteraan sosial. Sebagai organisasi sosial kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada. Sebagai organisasi kepemudaan, Karang Taruna berpedoman pada Pedoman Dasar dan Pedoman Rumah Tangga dimana telah pula diatur tentang struktur penggurus dan masa jabatan dimasing-masing wilayah mulai dari Desa / Kelurahan sampai pada tingkat Nasional. Semua ini wujud dari pada regenerasi organisasi demi kelanjutan organisasi serta pembinaan anggota Karang Taruna baik dimasa sekarang maupun masa yang akan datang.
karang Taruna beranggotakan pemuda dan pemudi (dalam AD/ART nya diatur keanggotaannya mulai dari pemuda/i berusia mulai dari 11 - 45 tahun) dan batasan sebagai Pengurus adalah berusia mulai 17 - 35 tahun.
Karang Taruna didirikan dengan tujuan memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi, olahraga, ketrampilan, advokasi, keagamaan dan kesenian.

PENTINGNYA BERORGANISASI

Organisasi adalah sekumpulan dari orang-orang yang memiliki satu tujuan tertentu. Karena  memiliki tujuan tertentu, maka organisasi juga mengatur orang-orang yag menjadi anggota dengan berbagai macam usaha dan kegiatan untuk mewujudkan tujuan tersebut. Dalam kehidupan sehari-hari, organisasi menjadi sebuah kebutuhan nyata bagi manusia. Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat berdiri sendiri untuk menjalankan kehidupannya. Kesehariaannya akan selalu bersinggungan dengan manusia yang lain. Persinggungan tersebut dapat menguntungkan (kerja sama) dan dapat pula merugikan (menghisap/menindas). Agar terjadi persatuan yang erat dari kelompok (golongan) manusia yang memiliki kepentingan (tujuan) yang sama, maka manusia tersebut harus membentuk organisasi sebagai wadah persatuan dan kekompakan. Organisasi yang akan mengatur (memimpin) usaha-usaha golongan tersebut agar terwujud tujuannya.
Cerita yang sering kita dengar di masyarakat adalah sepotong lidi akan mudah dipatahka, tapi apabila seikat lidi (seperti sapu) akan sangat sukar untuk dipatahkandan dapat pula kita pergunakan sebagai alat untuk membersihkan kotoran dan debu.

Rabu, 03 Juli 2013

PERIKANAN DAN BENGKEL MENJADI ANDALAN

Karang Taruna Bina Sejahtera Tembeling Tanjung
Rombongan Dinas Sosial Bintan melaju ke arah Kelurahan Tembeling Tanjung Kecamatan Teluk Bintan, Selasa (9/4) kemarin siang. Namun sebelum tiba di Kantor Lurah, tim mengarahkan mobil dinas ke Kampung Mansur Kecil disaat panas pagi itu.
Mobil dinas baru berhenti ketika mencapai pondok mungil dengan hamparan lahan hampir satu hektar. Di areal tersebut sudah tersedia sekitar 10 kolam ikan, lengkap dengan jaring penyortiran benih ikan berukuran kecil. Beberapa tim penilai dari Dinas Sosial hanya geleng-geleng kepala ketika melihat beberapa pemuda sedang memberi pakan. Anehnya, di antara pekerja itu menggunakan kemeja biru jas Karang Taruna.
Tidak salah lagi, kolam budidaya ikan air tawar itu merupakan usaha dari Karang Taruna Bina Sejahtera Kelurahan Tembeling Tanjung yang sudah berdiri sejak 2008 lalu.
Namun, usaha perikanan air tawar tersebut dikembangkan ketika memasuki awal 2012 lalu. 10 kolam itu ternyata dikelola 2 kelompok masyarakat dan pemuda Tembeling Tanjung. Dalam pembinaan, bukan saja dari petugas UPT Perikanan yang turun tangan. Pengurus Karang Taruna Bina Sejahtera juga turun tangan.
“Inilah salah satu bentuk usaha yang kami jalan selama ini,” ujar Dedi Indrawan, Ketua Karang Taruna Bina Sejahtera Tembeling Tanjung kepada tim Dinsos yang terlihat mengamati beberapa kolam berisi ratusan ikan.
Dedi menyatakan, hampir berjalan dua tahun, kolam dijadikan usaha budidaya ikan lele, nila, gurami, ikan mas dan mujair. Saat ini, hampir setiap minggu pemuda dan masyarakat yang mengelola kolam selalu memasarkan ke Tanjungpinang.
Rata-rata hasil penjualan bisa mencapai Rp500 ribu per minggu. Keuangan hasil panen ikan dikelola Karang Taruna. Keuntungan diberikan kepada pekerja dan sebagian masuk kas Karang Taruna sebagai modal untuk pengembangan usaha selanjutnya.
Tidak cukup dengan usaha budidaya perikanan, Dedi mengajak tim Dinsos serta Lurah Tembeling Tanjung, Ali Bazar melihat usaha lain. Tidak jauh dari sekretariat Karang Taruna Bina Sejahtera, terdapat satu workshop (bengkel) las.
Bengkel las tersebut sudah dikembangkan sejak 2011 lalu. Namun pengembangan baru terlihat sejak tahun 2012 lalu. Beberapa orderan menjadi job bagi 2 orang pengrajin las di bengkel tersebut. Pembinaan masih di bawah tanggungjawab Karang Taruna.
Produk yang dihasilkan bengkel Karang Taruna Bina Sejahtera selama ini berupa jendela rumah, teralis, maket sumur, rak-rak sepatu, mall cincin sumur, pintu dan beberapa perabot rumah tangga. Dari usaha bengkel las, bisa memberikan pendapatan tambahan bagi masyarakat dan pemuda.
“Saat ini, budidaya perikanan air tawar dan bengkel las menjadi usaha andalan bagi pemuda yang tergabung di Karang Taruna Bina Sejahtera,” tutur Dedi.
Pada kesempatan lain, Lurah Tembeling Tanjung, Ali Bazar hanya tersenyum kecil. Ia menyadari, peran Karang Taruna Tembeling Tanjung selama ini cukup besar dalam pembinaan usaha kelompok bersama bagi kaum wanita.
Baik untuk usaha kerajinan tangan dari hasil daur ulang sampah maupun suvenir dari bahan kerang-kerangan. Tidak hanya itu, Karang Taruna Tembeling Tanjung juga mengantarkan Pustaka Tembeling menjadi yang terbaik di tingkat provinsi pada tahun lalu.
“Karang Taruna Tembeling Tanjung cukup andil dalam pembinaan pemuda dan masyarakat. Justru itu tahun 2012 lalu Karang Taruna Tembeling Tanjung meraih juara 2. Semoga saja tahun 2013 ini menjadi lebih baik,” kata Ali Bazar.(YUSFREYENDI)

Selasa, 02 Juli 2013

Efektifitas Pemberdayaan Remaja Melalui Karang Taruna

Efektifitas Pemberdayaan Remaja Melalui Karang Taruna
Karang taruna merupakan organisasi kepemudaan terbesar di desa/kelurahan dan merupakan salah satu potensi yang perlu dikembangkan untuk membantu kesejahteraan social masyarakat disekitarnya yang dibekali dengan berbagai kemampuan, baik dibidang manajemen, skill, pengetahuan social dan jiwa kewiraan dalam bela Negara.

Sisi lain dari para remaja yang mana menjadi masa peralihan antara anak-anak ke masa dewasa, yang ditandai dengan berbagai hal antara lain mulain tertarik pada lawan jenisnya, mudah marah, dan banyak sifat-sifat psikis baru yang muncul pada masa ini, sehingga para orang tua harus piawai dalam berhadapan dengan manusia seumur remaja. Dengan demikian bagai mereka harus diminimalisir interaksi para remaja dengan hal-hal yang dapat membangkitkan gairah seksual seperti film-film yang mengarah pada porno grafi maupun lebih-lebih porno aksi, serta gambar-gambar yang sifatnya sensitive dan sebagainya, dengan kasus demikian maka ahli psikologi menganjurkan:

“Untuk mengarahkan masa sensitifitas para remaja agar mengadakan penyensoran pada film-film yang lebih menitikberatkan pada segi pendidikan, mengadakan ceramah melalui radio-radio/media lain mengenai soal pendidikan pada umumnya, mengadakan pengawasan terhadap peredaran buku-buku komik, gambar porno, majalah dan sebaginya”. (Bimo Walkito, 1982:10).

Memang dalam berbagai pemberitaan banyak kasus yang mengarah pada pelanggaran yang dilakukan para remaja, apalagi dengan adanya kemajuan teknologi dewasa ini, masalah yang terkait dengan tontonan tidak lagi harus berada di kamar seperti televise, namun cukup dengan memiliki telephon sesuler sudah bias mengakses tontonan yang bagaimanapun modelnya.

Dengan demikian keberadaan karang taruna di setiap desa/kelurahan memberikan kesibukan alternative bagi para remaja/pemuda sehingga mereka dapat meminimalisir kegiatan-kegiatan yang mengarah pada keresahan social. Karang taruna hadir dengan berbagai program kerja yang mengembangkan bakat dan minat serta memberikan diklat bagai para remaja sehingga para remja mendapatkan pengetahuan dan skill baru terhadap berbagai persoalan hidup, termasuk mengatasi masalah social ekonomi guna kelangsungan kesejahteraan hidup dan mengantarkan kegerbang kemandirian, mampu mencukupi kebutuhan diri, keluarga dan bermanfaat bagi Negara dan bangsa, memiliki wawasan nusantara dan bela Negara.

Dengan demikian maka secara teoritis dapat disimpulkan bahwa kehadiran karang taruna memberikan sumbangsih yang signifikan kepada para remja, yang dengan kesibukan yang mengarah pada berabagai bekal hidup dan kegaitan yang positif, maka secara otomatis akan mengurangi atau bahkan akan menghilangkan keinginan untuk melakukan hal-hal yang melanggar norma/kenakalan remaja.